"Mengejar
mimpi itu nggak ada yang mudah." -Aleastri :')
**
Para
pemimpi itu biasanya hanya bahagia dalam angan mereka. Karena pada
kenyataannya? Tak pernah seindah khayalan. Selalu saja terjatuh, kecewa, gagal,
dan menyesal. Berkali-kali. Sampai tak terhitung lagi berapa lagi munculnya
kebangkitan.
Apa
mimpimu? Pernahkah berkeinginan menggapainya? Pernahkah memulainya?
Aku sudah
ada di titik ini. Kalau melihat ke belakang, berkali-kali aku terjatuh.
Berkali-kali aku bangkit. Berkali-kali aku menangis. Berkali-kali pula aku
tersenyum puas. Berkali-kali. Sampai tak terhitung lagi.
Pernahkah
mimpimu tak didukung orang terdekatmu? Pernahkah orang yang kamu sayang
menentang mimpimu?
Ini yang ku
rasakan. Mereka tak mendukungku. Justru meremehkanku dan tak percaya bahwa
sebenarnya aku juga bisa. Mereka berkata, bahwa aku tak usah terlalu percaya
akan mimpiku. Karena hanya sia-sia. Hanya akan berujung kecewa.
Aku tak
pernah percaya ucapan itu. Karena yang aku tahu, aku memiliki mimpi ini sudah
lama. Aku sudah mengalami jatuh bangun berkali-kali. Dan apakah aku akan
berhenti di tengah jalan begitu saja? Tidak akan.
Lagipula...
ini mimpiku, kan? Bukan mimpi mereka. Biarkan aku saja yang berjuang. Dan
diamlah memerhatikan.
Aku pernah
gagal berkali-kali. Aku bahkan pernah menyerah, memilih mundur saja. Tapi
lagi-lagi seperti ada sesuatu yang menarikku untuk kembali ke jalan ini. Jalan
menuju mimpiku. Aku tak mau pergi lagi. Tak akan. Aku hanya ingin berlari
menuju tujuanku, mimpiku.
Tahukah
rasanya direndahkan? Diremehkan kemampuanmu? Tak memercayai kekuatanmu?
Apalagi... itu adalah pikiran dari orang yang sangat kamu sayang. Tahukah
rasanya?
Kalau aku
ingin memerotes pada Tuhan, sungguh. Aku ingin mengeluh berkali-kali. Kenapa
aku ada di posisi ini? Mengapa aku ada di dua jalan yang sangat aku cintai? Aku
menyayangi mereka, dan tak mau membantah ucapan mereka. Tapi di sisi lain...
aku terlanjur mencintai mimpiku sendiri. Aku tak bisa melepaskan salah satu
dari mereka. Aku tak mampu.
Kenapa
mereka tak percaya bahwa aku juga bisa? Kenapa mereka sudah berpikir negatif
saat aku baru mencoba?
Aku tak
mengerti. Sungguh.
Mereka
menyuruhku untuk menjadi yang terbaik. Tapi kenapa saat baru mencoba, aku sudah
direndahkan?
Bukankah
aku sudah dewasa? Tak berhakkah aku untuk memutuskan masa depanku sendiri?
Oke, aku
mengerti. Menurut mereka ini buruk. Tak ada artinya. Sia-sia. Tapi...
percayalah. Di dunia ini tak ada yang tak berarti. Semua pasti punya peran
masing-masing. Aku telah memilih jalan ini, karena aku sudah mengerti bahwa
inilah yang terbaik untukku.
Lagipula...
aku tak punya pilihan lain. Aku tak memiliki bakat khusus. Aku tak punya
kecerdasan tinggi. Kemampuanku biasa saja. Aku tak punya apapun untuk
dibanggakan. Dan hanya ini, yang ku jadikan mimpiku. Yang menjadi penolongku
untuk bisa dibanggakan. Untuk dianggap keberadaannya.
Aku ingin
menjadi yang terhebat. Di mata kalian, di mata mereka, di mata semuanya. Tapi
kalau kalian sendiri tak mendukung sama sekali, bagaimana aku bisa berkembang?
Ku mohon,
jangan paksa aku untuk berhenti. Sungguh, aku tak bisa. Aku telah memutuskan. Bahwa
memang ini adalah jalanku.
Aku juga
punya mimpi. Dan biarkan aku berjuang meraihnya. Kalian cukup mendukungku, tak
perlu membantu. Sungguh. Aku hanya butuh kepercayaan kalian. Bukannya remehan
kalian dan cacian kalian. Aku sangat tak menyukai itu.
Aku tak
akan berhenti. Karena aku memercayai diriku sendiri bahwa aku pasti bisa sampai
di sana. Sampai di puncak impianku. Aku selalu optimis, tak mau mendekati
pesimis. Terlalu percaya diri? Terserah anggapan kalian. Namun aku selalu
percaya pada diriku sendiri. Aku. Pasti. Bisa.
Semua ini
membuatku sadar. Bahwa mengejar mimpi itu memang tak ada yang mudah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar