Kamis, 28 Maret 2013

Pemimpi,oh pemimpi~


"Mengejar mimpi itu nggak ada yang mudah." -Aleastri :')

**

Para pemimpi itu biasanya hanya bahagia dalam angan mereka. Karena pada kenyataannya? Tak pernah seindah khayalan. Selalu saja terjatuh, kecewa, gagal, dan menyesal. Berkali-kali. Sampai tak terhitung lagi berapa lagi munculnya kebangkitan.
Apa mimpimu? Pernahkah berkeinginan menggapainya? Pernahkah memulainya?
Aku sudah ada di titik ini. Kalau melihat ke belakang, berkali-kali aku terjatuh. Berkali-kali aku bangkit. Berkali-kali aku menangis. Berkali-kali pula aku tersenyum puas. Berkali-kali. Sampai tak terhitung lagi.
Pernahkah mimpimu tak didukung orang terdekatmu? Pernahkah orang yang kamu sayang menentang mimpimu?
Ini yang ku rasakan. Mereka tak mendukungku. Justru meremehkanku dan tak percaya bahwa sebenarnya aku juga bisa. Mereka berkata, bahwa aku tak usah terlalu percaya akan mimpiku. Karena hanya sia-sia. Hanya akan berujung kecewa.
Aku tak pernah percaya ucapan itu. Karena yang aku tahu, aku memiliki mimpi ini sudah lama. Aku sudah mengalami jatuh bangun berkali-kali. Dan apakah aku akan berhenti di tengah jalan begitu saja? Tidak akan.
Lagipula... ini mimpiku, kan? Bukan mimpi mereka. Biarkan aku saja yang berjuang. Dan diamlah memerhatikan.
Aku pernah gagal berkali-kali. Aku bahkan pernah menyerah, memilih mundur saja. Tapi lagi-lagi seperti ada sesuatu yang menarikku untuk kembali ke jalan ini. Jalan menuju mimpiku. Aku tak mau pergi lagi. Tak akan. Aku hanya ingin berlari menuju tujuanku, mimpiku.
Tahukah rasanya direndahkan? Diremehkan kemampuanmu? Tak memercayai kekuatanmu? Apalagi... itu adalah pikiran dari orang yang sangat kamu sayang. Tahukah rasanya?
Kalau aku ingin memerotes pada Tuhan, sungguh. Aku ingin mengeluh berkali-kali. Kenapa aku ada di posisi ini? Mengapa aku ada di dua jalan yang sangat aku cintai? Aku menyayangi mereka, dan tak mau membantah ucapan mereka. Tapi di sisi lain... aku terlanjur mencintai mimpiku sendiri. Aku tak bisa melepaskan salah satu dari mereka. Aku tak mampu.
Kenapa mereka tak percaya bahwa aku juga bisa? Kenapa mereka sudah berpikir negatif saat aku baru mencoba?
Aku tak mengerti. Sungguh.
Mereka menyuruhku untuk menjadi yang terbaik. Tapi kenapa saat baru mencoba, aku sudah direndahkan?
Bukankah aku sudah dewasa? Tak berhakkah aku untuk memutuskan masa depanku sendiri?
Oke, aku mengerti. Menurut mereka ini buruk. Tak ada artinya. Sia-sia. Tapi... percayalah. Di dunia ini tak ada yang tak berarti. Semua pasti punya peran masing-masing. Aku telah memilih jalan ini, karena aku sudah mengerti bahwa inilah yang terbaik untukku.
Lagipula... aku tak punya pilihan lain. Aku tak memiliki bakat khusus. Aku tak punya kecerdasan tinggi. Kemampuanku biasa saja. Aku tak punya apapun untuk dibanggakan. Dan hanya ini, yang ku jadikan mimpiku. Yang menjadi penolongku untuk bisa dibanggakan. Untuk dianggap keberadaannya.
Aku ingin menjadi yang terhebat. Di mata kalian, di mata mereka, di mata semuanya. Tapi kalau kalian sendiri tak mendukung sama sekali, bagaimana aku bisa berkembang?
Ku mohon, jangan paksa aku untuk berhenti. Sungguh, aku tak bisa. Aku telah memutuskan. Bahwa memang ini adalah jalanku.
Aku juga punya mimpi. Dan biarkan aku berjuang meraihnya. Kalian cukup mendukungku, tak perlu membantu. Sungguh. Aku hanya butuh kepercayaan kalian. Bukannya remehan kalian dan cacian kalian. Aku sangat tak menyukai itu.
Aku tak akan berhenti. Karena aku memercayai diriku sendiri bahwa aku pasti bisa sampai di sana. Sampai di puncak impianku. Aku selalu optimis, tak mau mendekati pesimis. Terlalu percaya diri? Terserah anggapan kalian. Namun aku selalu percaya pada diriku sendiri. Aku. Pasti. Bisa.
Semua ini membuatku sadar. Bahwa mengejar mimpi itu memang tak ada yang mudah.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar