Rabu, 12 Desember 2012

Pangeran Salju



Heiho! Ale kece datang lagi :p Ini sebenarnya beberapa potongan adegan(?) di salah satu FanFictionku, judulnya Pangeran Salju. Agak bimbang(?) mau post atau nggak. Tapi rasanya gatel banget gitu, sama beberapa adegan yang pengen banget aku share. Kayak yang di bawah ini ;)

**
"Ke. Elo dapat salam," kata Ozy lalu memakan pentol baksonya.
Keke mengangkat alis. "Dari? Greyson Chance? Yaelah. Kemarin udah ditolak, tu bocah masih ngejar gua?" tanya Keke memasang ekspresi tak percaya dan putus asa.
Ozy mendelik, lalu mencibir. "Elo tidur dulu sana Ke. Mimpi sendirian. Nggak usah ngajak gue," sahut Ozy mengejek. "Dari kapten gue."
"Ha? Kapten? Bajak laut?" tanya Keke tak peduli dan lalu meminum jus mangganya.
"Kapten futsal gua," jawab Ozy yang detik berikutnya membuat Keke tersedak.

***
"Kurcaci!"
Sontak Keke menurunkan kedua kakinya, tak ingin kejadian saat itu -di mana ia jatuh tertimpa sepedanya sendiri- terulang lagi. Ia lalu menoleh ke arah anak laki-laki tampan yang berlari kecil mendekat.
Keke melengos. "Elo lagi... elo lagi... Mau minta tanda tangan gue elo? Kalau ngefans, silahkan gabung sama Ke-ers, fansclub gue yang udah bejibun membernya," racau Keke seraya mencoba menaikkan kaki ke pedal lagi.

***
Shilla mencoba melemparkan senyum ramah. Keke menarik kedua ujung bibirnya melengkung ke atas, membentuk senyum juga. Walau diam-diam ia membandingkan dirinya sendiri dengan gadis di depannya itu. Sial. Tingginya hanya mencapai mata gadis itu. Rambut gadis itu lebih lebat dan lembut. Matanya lebih indah. Hidungnya lebih mancung. Senyumnya lebih manis. Tubuhnya lebih indah. Dan... Oke oke. Stop. Kalau terus dilanjutkan, makin mati gaya Keke karena gadis itu memang terbukti 'lebih' dibandingkannya.

***
Gabriel mengangkat sebelah alis. "Mana dia?"
"Pacaran," jawab Keke sebal, membuat Gabriel mengerutkan kening. "Dia malah jadiin gue alat buat jalan sama cewek pecahan kaca itu!"
Gabriel mengangkat alis. "Pecahan kaca?"
"Iya! Itu loh. Personilnya beling itu. Shilla," jawab Keke tak bisa menyembunyikan nada kesal.
Sontak, Gabriel tergelak mendengar ucapan kesal Keke itu. "Blink. Be el i en ka. Bukan be-ling," ralat Gabriel membenarkan.
"Ya ya. Whatev," kata Keke mengibaskan tangannya, walau diam-diam merasa melayang mendengar tawa merdu itu.
"Oh... terus... elo jealous gitu?" tanya Gabriel mengerling, membuat mata Keke membelalak.
"Apa lo bilang? Jealous? Gila aja lo!" elak Keke lalu meminum mochanya. Dalam hati menyambung sendiri. 'Iya. Gue jealous. Terus? Nggak ngaruh, kan? Pangeran salju rese itu tetap pacaran sama si pecahan kaca sialan.'

***
Rio duduk di bangkunya, dan menoleh pada tiga sahabatnya yang asyik berdebat. Entah berbicara tentang apa. Yang Rio dengar hanya tentang Indonesial Idol atau apalah. Mungkin mereka ingin masuk Idol. Padahal menurut Rio, mereka lebih baik ikut Idola Cilik saja, tapi mengingat usia yang tidak memungkinkan, Idol juga bagus sih.
“Yo!”
Rio segera terlempar dari lamunan ngawurnya, dan menoleh pada Gabriel yang duduk di belakangnya.

***
"Kalau menurut gue sih ya. Elo kayaknya cocok deh sama Shilla. Liat aja nih!" Dea mengacungkan koran itu, terlihat gambar saat Shilla merapatkan diri ke samping Rio. Rio menggenggam jemarinya dan melindungi Shilla dari serbuan wartawan. "Ya emang sih yo, gue sebagai RISE, salah satu fans lo, nggak terima. Tapi ya mau gimana? Guekan fans yang baik hati dan berjiwa besar. Lagian, gue juga blinkstar dan shivers. Ya bagus deh kalau dua idola gue jadian," sambung Dea dengan muka badak, membuat beberapa orang sedikit mendelik.

***
"MARIO STEVANO!"
Rio terlonjak setengah mati, lalu menoleh kesal, "Apa sih!? Elo nggak liat gue lagi mikir! Diam!" sahut Rio spontan, terbakar karena amarah dalam hatinya. Tapi kala melihat siapa yang ia bentak, mata Rio melebar dan langsung mengatupkan mulut.
Hening panjang langsung terasa di kelas 12 IPA 1 itu. Gabriel, Cakka, serta Alvin, menatap Rio dengan penuh tegang. Siswa yang lainpun ikut terdiam dengan nafas tertahan.
Pak Duta melipat kedua tangan di depan dada, lalu mengangguk-angguk kepala kecil, "baik kalau kamu ingin berpikir," jeda sejenak, "KELUAR!" tegas Pak Duta meradang seraya mengacungkan telunjuk tinggi ke arah pintu kelas.

***
"Ternyata eh ternyata. Alvin, si dancer yang cool itu, punya cewek namanya Zevana. Ituloh Ke. Kapten cheers sekolah kita. Keren ya? Sama-sama idola sekolah. Terus, si Cakka, dia itu playboynya the CRAG. Dan nggak pernah jomblo! Lalu Gabriel, walau adem anyem gitu, ternyata dia udah punya pacar di sekolah lain!" jelas Acha berbisik. Lalu, ia menarik nafas, mencari jeda, kemudian nyengir lebar lagi. "Dan yang lagi jomblo itu adalah pangeran gue tercinta itu!!!"
Keke mendelik melihat Acha yang sudah melayang-melayang di atas angin. "Terus kenapa kalau dia jomblo?"
Acha langsung jatuh dari atas angin mendengar pertanyaan Keke. "Ke, please deh. Itu berarti gue masih ada kesempatan!"
"Buat? Nggak mungkin elo, kan? Dia kenal lo aja nggak," seru Keke santai membuat Acha merenggut.

***
"Ma, Keke berangkat," pamit Keke mengambil tangan Winda dan menciumnya.
"Hm," sahut Winda berdehem, "itu nanti pacarnya dimaafin ya. Kan masalah dia sama si cewek debus itu udah selesai."
Keke mengerutkan kening tak mengerti, "cewek debus siapa?"
"Loh. Bukannya grupnya dia namanya beling ya?" tanya Winda enteng.
Keke terkikik geli mendengarnya. Andai saja di sini ada Gabriel. Pasti dia akan memaklumi kalimat Keke kala itu, yang juga memperlesetkan nama grup Shilla.
"Mama ah. Nggak boleh gitu tahu," kata Keke belaga menegur, padahal dulu ia juga seperti itu. "Ya udah. Keke pergi ya!" pamit Keke ceria, lalu melangkah keluar.

***
Keke menganga, "RAY!?" pekiknya kaget, tapi lalu segera mendekat. Rio mengikuti.
Ray bangkit dari jatuhnya, lalu meringis. Keke melotot, dan melihat sekeliling. Untung saja yang ada hanya Ray.
"Kalian... eum... kalian...." Ray nampak ragu melanjutkan kalimatnya sembari menunjuk Keke dan Rio bergantian.
Keke merasa langit di sana runtuh seketika. Oh astaga. Ray mendengar semuanya!!! Ray tahu semuanya kalau begitu!!!
Ray nyengir, tapi lalu berbalik, berniat akan mengoarkan berita ini. Tapi dengan cepat Keke serta Rio segera menarik tubuh pemuda itu dan menempelkannya ke dinding.
"He! Awas aja kalau ada yang tahu tentang ini!" kata Keke galak, membuat Ray ciut seketika.
"Kalau elo berani ngomong ke satu orangpun, jangan harap elo bakal tenang," kata Rio dengan nada jauh berbeda dengan Keke. Kalau Keke dengan nada tinggi dan ketus, sementara Rio dengan nada super dingin dan tajam.
Ray meneguk ludah. Benar-benar tak berkutik dengan dua orang itu. Ya bagaimana tidak? Yang satu adalah gadis galak yang disegani di sekolah, dan yang satu lagi adalah most wanted yang dingin. Siapa yang berani melawan?

***
"Cie banget elo Yel! Sono gih datengin, mungkin dia ke perpus tuh. Temenin gih," goda Cakka menyenggol lengan Gabriel.
Gabriel tertawa kecil, lalu melirik Rio. Raut wajahnya langsung berubah kala mendapat tatapan tajam-ingin-membunuh dari Rio. Gabriel tersenyum kecil, lalu menoleh pada Cakka kembali, "dia udah punya pacar. Nggak boleh diganggu," sahut Gabriel sedikit menekankan ucapan ke arah Rio.
Rio mengangkat alis sejenak, tapi lalu menyeringai dan mengangguk-angguk, seakan mengucap, "bagus... bagus... dari dulu kek lo ngomong gitu ke yang lain. Jadi gue nggak pernah dengar lo di cie-cie-in sama cewek gue sendiri."
"Oh ya?" tanya Alvin mengangkat alis, lalu tanpa sengaja menoleh pada Rio, "ngapain lo ngangguk-ngangguk?" tanya Alvin mendelik.
Rio tersentak, lalu nampak gelagapan. "A... gue.... eee... lagi senam! Iya!" jawab Rio asal, lalu menggerakkan kembali kepalanya ke atas bawah, lalu ke samping dan ke kanan. "Pegel banget nih. Hehehe," ucap Rio ngeles sembari memijat-mijat lehernya.
Alvin dan Cakka sedikit mendelik, melihat tingkah aneh sahabatnya itu. Sementara Gabriel tertawa.

***
Bu Okki tersenyum, dan dengan sengaja mengarahkan mulut ke arah mik, "Ituloh Pak. Rio sama Keke."
JLEBGLEKDEGJDUARBRAKPRANGBYURDUAR
Mata Keke hampir saja meloncat keluar, sementara Rio menganga lebar. Para siswi sontak memekik, sementara para siswa menganga parah tak percaya. Lalu dengan serempak, semua menoleh ke dua tokoh yang di bicarakan itu. Kelas 12 IPA 3 langsung tersorot pada Keke yang membeku, sementara kelas 12 IPA 1 segera memandang Rio tak percaya.
Rio dan Keke membatu. Setidaknya selama tiga detik. Karena mereka lalu dengan panik segera bergegas dan berlari keluar menuju ruang informasi. Sementara suara Bu Okki dan Pak Dave masih terdengar.

______________________________________

Wuahahahaha. Ya gitulah ya. Gaje emang. Hahaha. Ini nih yang requess PS, tuh PSnya. Walau cuma potongannya doang ya, hehe.
Agak heran juga sih. Bukannya sekarang OKe udah ga jaman lagi ya? Kalian kan tahu ini cerbung tentang OKe, lalu kenapa banyak yg minta? --" Pdhal stelah PMB aku mau post cerbung YoShill atau Rify (ngikutin trend(?)). Tapi kayaknya emang ga bisa jauh dari duo Halingemanan ini. Hehehe.
Oke, komen? Yasuuuddd~ sms atau mention aja. Ga papa deh ga komen disini. Wlau bisa loh kalian komen dan follow pake akun twitter kalian.
Next post? PMB pastinya! Hehehe.

Salam kece! @aleastri ;)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar