Heiho! Ale
kece datang lagi :p Ini sebenarnya beberapa potongan adegan(?) di salah satu
FanFictionku, judulnya Pangeran Salju. Agak bimbang(?) mau post atau nggak. Tapi
rasanya gatel banget gitu, sama beberapa adegan yang pengen banget aku share.
Kayak yang di bawah ini ;)
**
"Ke.
Elo dapat salam," kata Ozy lalu memakan pentol baksonya.
Keke
mengangkat alis. "Dari? Greyson Chance? Yaelah. Kemarin udah ditolak, tu
bocah masih ngejar gua?" tanya Keke memasang ekspresi tak percaya dan
putus asa.
Ozy
mendelik, lalu mencibir. "Elo tidur dulu sana Ke. Mimpi sendirian. Nggak
usah ngajak gue," sahut Ozy mengejek. "Dari kapten gue."
"Ha?
Kapten? Bajak laut?" tanya Keke tak peduli dan lalu meminum jus mangganya.
"Kapten
futsal gua," jawab Ozy yang detik berikutnya membuat Keke tersedak.
***
"Kurcaci!"
Sontak Keke
menurunkan kedua kakinya, tak ingin kejadian saat itu -di mana ia jatuh
tertimpa sepedanya sendiri- terulang lagi. Ia lalu menoleh ke arah anak
laki-laki tampan yang berlari kecil mendekat.
Keke
melengos. "Elo lagi... elo lagi... Mau minta tanda tangan gue elo? Kalau
ngefans, silahkan gabung sama Ke-ers, fansclub gue yang udah bejibun
membernya," racau Keke seraya mencoba menaikkan kaki ke pedal lagi.
***
Shilla
mencoba melemparkan senyum ramah. Keke menarik kedua ujung bibirnya melengkung
ke atas, membentuk senyum juga. Walau diam-diam ia membandingkan dirinya
sendiri dengan gadis di depannya itu. Sial. Tingginya hanya mencapai mata gadis
itu. Rambut gadis itu lebih lebat dan lembut. Matanya lebih indah. Hidungnya
lebih mancung. Senyumnya lebih manis. Tubuhnya lebih indah. Dan... Oke oke.
Stop. Kalau terus dilanjutkan, makin mati gaya Keke karena gadis itu memang terbukti
'lebih' dibandingkannya.
***
Gabriel
mengangkat sebelah alis. "Mana dia?"
"Pacaran,"
jawab Keke sebal, membuat Gabriel mengerutkan kening. "Dia malah jadiin
gue alat buat jalan sama cewek pecahan kaca itu!"
Gabriel
mengangkat alis. "Pecahan kaca?"
"Iya!
Itu loh. Personilnya beling itu. Shilla," jawab Keke tak bisa
menyembunyikan nada kesal.
Sontak,
Gabriel tergelak mendengar ucapan kesal Keke itu. "Blink. Be el i en ka.
Bukan be-ling," ralat Gabriel membenarkan.
"Ya
ya. Whatev," kata Keke mengibaskan tangannya, walau diam-diam merasa
melayang mendengar tawa merdu itu.
"Oh...
terus... elo jealous gitu?" tanya Gabriel mengerling, membuat mata Keke
membelalak.
"Apa
lo bilang? Jealous? Gila aja lo!" elak Keke lalu meminum mochanya. Dalam
hati menyambung sendiri. 'Iya. Gue jealous. Terus? Nggak ngaruh, kan? Pangeran
salju rese itu tetap pacaran sama si pecahan kaca sialan.'
***
Rio duduk
di bangkunya, dan menoleh pada tiga sahabatnya yang asyik berdebat. Entah
berbicara tentang apa. Yang Rio dengar hanya tentang Indonesial Idol atau
apalah. Mungkin mereka ingin masuk Idol. Padahal menurut Rio, mereka lebih baik
ikut Idola Cilik saja, tapi mengingat usia yang tidak memungkinkan, Idol juga
bagus sih.
“Yo!”
Rio segera
terlempar dari lamunan ngawurnya, dan menoleh pada Gabriel yang duduk di
belakangnya.
***
"Kalau
menurut gue sih ya. Elo kayaknya cocok deh sama Shilla. Liat aja nih!" Dea
mengacungkan koran itu, terlihat gambar saat Shilla merapatkan diri ke samping
Rio. Rio menggenggam jemarinya dan melindungi Shilla dari serbuan wartawan.
"Ya emang sih yo, gue sebagai RISE, salah satu fans lo, nggak terima. Tapi
ya mau gimana? Guekan fans yang baik hati dan berjiwa besar. Lagian, gue juga
blinkstar dan shivers. Ya bagus deh kalau dua idola gue jadian," sambung
Dea dengan muka badak, membuat beberapa orang sedikit mendelik.
***
"MARIO
STEVANO!"
Rio
terlonjak setengah mati, lalu menoleh kesal, "Apa sih!? Elo nggak liat gue
lagi mikir! Diam!" sahut Rio spontan, terbakar karena amarah dalam
hatinya. Tapi kala melihat siapa yang ia bentak, mata Rio melebar dan langsung
mengatupkan mulut.
Hening
panjang langsung terasa di kelas 12 IPA 1 itu. Gabriel, Cakka, serta Alvin,
menatap Rio dengan penuh tegang. Siswa yang lainpun ikut terdiam dengan nafas
tertahan.
Pak Duta
melipat kedua tangan di depan dada, lalu mengangguk-angguk kepala kecil,
"baik kalau kamu ingin berpikir," jeda sejenak, "KELUAR!"
tegas Pak Duta meradang seraya mengacungkan telunjuk tinggi ke arah pintu kelas.
***
"Ternyata
eh ternyata. Alvin, si dancer yang cool itu, punya cewek namanya Zevana. Ituloh
Ke. Kapten cheers sekolah kita. Keren ya? Sama-sama idola sekolah. Terus, si
Cakka, dia itu playboynya the CRAG. Dan nggak pernah jomblo! Lalu Gabriel, walau
adem anyem gitu, ternyata dia udah punya pacar di sekolah lain!" jelas
Acha berbisik. Lalu, ia menarik nafas, mencari jeda, kemudian nyengir lebar
lagi. "Dan yang lagi jomblo itu adalah pangeran gue tercinta itu!!!"
Keke
mendelik melihat Acha yang sudah melayang-melayang di atas angin. "Terus
kenapa kalau dia jomblo?"
Acha
langsung jatuh dari atas angin mendengar pertanyaan Keke. "Ke, please deh.
Itu berarti gue masih ada kesempatan!"
"Buat?
Nggak mungkin elo, kan? Dia kenal lo aja nggak," seru Keke santai membuat
Acha merenggut.
***
"Ma,
Keke berangkat," pamit Keke mengambil tangan Winda dan menciumnya.
"Hm,"
sahut Winda berdehem, "itu nanti pacarnya dimaafin ya. Kan masalah dia
sama si cewek debus itu udah selesai."
Keke
mengerutkan kening tak mengerti, "cewek debus siapa?"
"Loh.
Bukannya grupnya dia namanya beling ya?" tanya Winda enteng.
Keke
terkikik geli mendengarnya. Andai saja di sini ada Gabriel. Pasti dia akan
memaklumi kalimat Keke kala itu, yang juga memperlesetkan nama grup Shilla.
"Mama
ah. Nggak boleh gitu tahu," kata Keke belaga menegur, padahal dulu ia juga
seperti itu. "Ya udah. Keke pergi ya!" pamit Keke ceria, lalu
melangkah keluar.
***
Keke
menganga, "RAY!?" pekiknya kaget, tapi lalu segera mendekat. Rio
mengikuti.
Ray bangkit
dari jatuhnya, lalu meringis. Keke melotot, dan melihat sekeliling. Untung saja
yang ada hanya Ray.
"Kalian...
eum... kalian...." Ray nampak ragu melanjutkan kalimatnya sembari menunjuk
Keke dan Rio bergantian.
Keke merasa
langit di sana runtuh seketika. Oh astaga. Ray mendengar semuanya!!! Ray tahu
semuanya kalau begitu!!!
Ray
nyengir, tapi lalu berbalik, berniat akan mengoarkan berita ini. Tapi dengan
cepat Keke serta Rio segera menarik tubuh pemuda itu dan menempelkannya ke
dinding.
"He!
Awas aja kalau ada yang tahu tentang ini!" kata Keke galak, membuat Ray
ciut seketika.
"Kalau
elo berani ngomong ke satu orangpun, jangan harap elo bakal tenang," kata
Rio dengan nada jauh berbeda dengan Keke. Kalau Keke dengan nada tinggi dan
ketus, sementara Rio dengan nada super dingin dan tajam.
Ray meneguk
ludah. Benar-benar tak berkutik dengan dua orang itu. Ya bagaimana tidak? Yang
satu adalah gadis galak yang disegani di sekolah, dan yang satu lagi adalah
most wanted yang dingin. Siapa yang berani melawan?
***
"Cie
banget elo Yel! Sono gih datengin, mungkin dia ke perpus tuh. Temenin
gih," goda Cakka menyenggol lengan Gabriel.
Gabriel
tertawa kecil, lalu melirik Rio. Raut wajahnya langsung berubah kala mendapat
tatapan tajam-ingin-membunuh dari Rio. Gabriel tersenyum kecil, lalu menoleh
pada Cakka kembali, "dia udah punya pacar. Nggak boleh diganggu,"
sahut Gabriel sedikit menekankan ucapan ke arah Rio.
Rio
mengangkat alis sejenak, tapi lalu menyeringai dan mengangguk-angguk, seakan
mengucap, "bagus... bagus... dari dulu kek lo ngomong gitu ke yang lain.
Jadi gue nggak pernah dengar lo di cie-cie-in sama cewek gue sendiri."
"Oh
ya?" tanya Alvin mengangkat alis, lalu tanpa sengaja menoleh pada Rio,
"ngapain lo ngangguk-ngangguk?" tanya Alvin mendelik.
Rio
tersentak, lalu nampak gelagapan. "A... gue.... eee... lagi senam!
Iya!" jawab Rio asal, lalu menggerakkan kembali kepalanya ke atas bawah,
lalu ke samping dan ke kanan. "Pegel banget nih. Hehehe," ucap Rio
ngeles sembari memijat-mijat lehernya.
Alvin dan
Cakka sedikit mendelik, melihat tingkah aneh sahabatnya itu. Sementara Gabriel
tertawa.
***
Bu Okki
tersenyum, dan dengan sengaja mengarahkan mulut ke arah mik, "Ituloh Pak.
Rio sama Keke."
JLEBGLEKDEGJDUARBRAKPRANGBYURDUAR
Mata Keke
hampir saja meloncat keluar, sementara Rio menganga lebar. Para siswi sontak
memekik, sementara para siswa menganga parah tak percaya. Lalu dengan serempak,
semua menoleh ke dua tokoh yang di bicarakan itu. Kelas 12 IPA 3 langsung
tersorot pada Keke yang membeku, sementara kelas 12 IPA 1 segera memandang Rio
tak percaya.
Rio dan
Keke membatu. Setidaknya selama tiga detik. Karena mereka lalu dengan panik
segera bergegas dan berlari keluar menuju ruang informasi. Sementara suara Bu
Okki dan Pak Dave masih terdengar.
______________________________________
Wuahahahaha.
Ya gitulah ya. Gaje emang. Hahaha. Ini nih yang requess PS, tuh PSnya. Walau
cuma potongannya doang ya, hehe.
Agak heran
juga sih. Bukannya sekarang OKe udah ga jaman lagi ya? Kalian kan tahu ini
cerbung tentang OKe, lalu kenapa banyak yg minta? --" Pdhal stelah PMB aku
mau post cerbung YoShill atau Rify (ngikutin trend(?)). Tapi kayaknya emang ga
bisa jauh dari duo Halingemanan ini. Hehehe.
Oke, komen?
Yasuuuddd~ sms atau mention aja. Ga papa deh ga komen disini. Wlau bisa loh
kalian komen dan follow pake akun twitter kalian.
Next post?
PMB pastinya! Hehehe.
Salam kece!
@aleastri ;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar