Rabu, 26 Desember 2012

Bintang Super Mario ~Prolog


Tahun 2001

Sore itu, di sebuah taman kota, terdapat dua orang anak berumur lima tahun yang asyik bermain ayunan bersama. Si anak perempuan dengan dagu agak tirus tertawa riang kala si anak laki-laki bersawo matang mendorong ayunannya sampai melambung. Si anak perempuan senang sekali kala dirinya seakan 'terbang' karena dorongan temannya itu.
"Lagi Yo, lagi!" pinta si anak perempuan semangat kala ayunannya berhenti.
Si anak laki-laki menghembuskan nafas sambil memegangi kedua tali ayunan, "capek ah Fy. Gantian dong," rajuknya manyun.
"Ih nggak mau! Ayo kamu dorong lagi," pinta anak perempuan itu manja.
"Ck. Gantian dong," protes anak laki-laki itu makin manyun.
"Nggak mau! Ayo Lio dorong lagi," pinta si anak perempuan itu memelas.
"Lio Lio, nama aku Rio!"
"Hehe. Iya, Rio maksudnya."
"Dasar Ipi."
"Ify. I-ef-ye."
"Ih, kamu udah bisa ngeja nama ya?" nada Rio kini malah jadi riang, agak terkejut dengan kemajuan temannya ini.
"Iya dong. Kan diajarin bu guru," kata Ify sombong, yang memang sudah jadi anak TK beberapa bulan lalu. "Cepet dorong aku lagi!"
Wajah Rio berubah seketika, "nggak!" tegasnya lalu menjulurkan lidah dan pergi.
"Rio!!!" teriak Ify tapi Rio tetap berjalan jauh. "Lio jelek! Aku musuhin!" ancam Ify. Tapi tetap saja Rio terus melangkah cuek, mendatangi mama keduanya yang sedang duduk-duduk di bangku taman.
Ify mencibir sebal. "Huh! Jelek. Awas kalau nanti pinjam game Super Mario aku lagi. Nggak akan aku pinjamin walau sampai nangis, nggak mau kasih pinjam!" dumel gadis cilik itu, lalu memeletkan lidah pada Rio yang duduk di pangkuan mamanya tanpa memedulikan Ify lagi.
"Hahaha."
Ify tersentak, lalu menoleh. Mendapati seorang pemuda cilik tak jauh dari tempatnya dengan pipi agak bulat menertawakan Ify sambil menunjuk kecil Ify yang manyun di atas ayunan.
"Kasihan. Ditinggal temennya ya? Haha," ejek pemuda itu yang sedaritadi memerhatikan Rio dan Ify.
Ify makin merenggut sebal, "apa sih kamu?" tanyanya galak.
Pemuda itu tertawa, tapi mendekat ke arah Ify. "Ya udah sini. Aku aja yang dorongin," ucapnya ramah.
"Ah nggak mau! Nanti kamu malah jatohin aku," tolak Ify curiga.
"Kata mama aku, nggak baik berburuk sangka sama orang," kata pemuda itu belaga dewasa, "aku kasihan aja sama kamu. Daripada nangis."
"He! Aku nggak cengeng ya," sahut Ify ketus, "ya udah. Cepet dorongin!" perintah Ify membuat pemuda itu tertawa.
"Siap-siap ya," kata pemuda itu, lalu mendorong Ify pelan.
"Ih kok pelan sih?" protes Ify yang tak merasakan 'sensasi' apapun.
"Aduh, kamu itu selain galak ternyata bawel ya," ejek pemuda itu membuat Ify melotot. Ia sekali lagi mendorong Ify dengan kuat.
"Wooo," Ify berteriak senang saat dirinya kembali melambung. Rambut sebahunya terbang dihembus angin sore. Ia tertawa riang lagi. Senang sekali rasanya.
"Lagi, lagi!" pinta Ify senang kala ayunan berhenti.
Pemuda itu ikut tersenyum senang, lalu bersiap akan mendorong lagi. Sebelum sebuah suara terdengar.
"Nggak usah!"
Ify dan anak laki-laki itu menoleh. Rio sudah berjalan mendekat dengan wajah bertekuk.
"Kamu kok main sama orang lain sih," omel Rio sebal.
"Yeee, kamukan ninggalin aku. Biar aja aku sama...." kalimat Ify terhenti, lalu menoleh pada pemuda itu, "Eh, nama kamu siapa ya?" tanyanya baru ingat belum mengetahui nama teman barunya ini.
"Bintang," jawab pemuda cilik itu tersenyum ramah. Rio dan Ify tersentak mendengarnya.
"Ih, sama kayak nama Rio! Namanya Rio itu Mario Bintang.... eng... siapa Yo?" Ify menoleh pada Rio mengingat-ngingat.
"Haling! Kamu kok lupa namaku sih," omel Rio makin keki.
"Yeee emang kamu hapal namaku?" sahut Ify.
"Eng... tahunya Ipi doang sih," jawab Rio tanpa dosa.
"IFY Rioooo," kata Ify jadi ikut kesal. Bintang tertawa melihat keduanya.
Rio hanya mencibir, lalu menoleh pada Bintang. "Sana kamu! Aku aja yang dorong Ipi," usir Rio.
"Lio! Jahat banget sih," tegur Ify memasang wajah galak. Rio hanya balas menggeram sebal.
Bintang menghela nafas dan menipiskan bibirnya, "oke deh nggak papa. Udah sore juga. Aku mau pulang aja," kata Bintang menurut. Ia lalu melangkah menjauh, kemudian melambai pada Ify. "Dada Ify!!!" pamitnya ramah.
"Dada!!! Besok main lagi ya," kata Ify senang sambil balas melambai.
Rio mendecak, lalu melangkah ke belakang ayunan Ify. Dan tanpa berkata langsung mendorong gadis itu. Membuat Ify yang belum siap, menjerit kaget dan segera berpegang erat pada dua tali ayunannya.
"Lain kali, jangan main selain sama aku!" kata Rio terus mendorong Ify.
"Bawel! Makanya, jangan pernah ninggalin aku. Waaa," balas Ify sambil bersorak saat ayunan melambung tinggi.
Rio segera menarik kedua tali ayunan, menghentikan paksa gerakkan ayunan. "Aku nggak akan ninggalin kamu lama-lama kok. Kalau aku pergi, nanti aku juga pasti kembali lagi ke kamu," kata Rio serius sambil menatap Ify yang memandangnya.
"Tapi masa aku nggak boleh main sama yang lain selama kamu pergi?" tanya Ify memajukan bibir bawahnya sedikit.
"Nggak boleh!" tegas Rio membuat Ify mendelik.
"Terus nanti yang nemenin aku siapa?"
"Bintang."
"Ya Bintang yang tadi, kan?"
"Bukan. Tapi bintang di langit," kata Rio, Ify terdiam. "Kalau aku nggak ada, kamu liat ke langit. Bakal banyak bintang yang akan gantiin aku kalau aku pergi. Aku udah suruh mereka nemenin kamu."
"Bintangkan adanya cuma malam. Kalau pagi sampai sore, siapa yang nemenin aku?"
"Matahari," jawab Rio enteng. "Kata mama, matahari itu juga bintang. Dia bintang terbesar dan paling terang. Dia bakal nemenin kamu juga."
"Kamu ngomong sama dia?" tanya Ify polos.
Rio mengangguk, "matahari sama bintang adalah teman aku. Dan mereka juga akan jadi teman kamu. Jadi... lain kali nggak usah main sama cowok lain lagi."
"Cowok lain? Berarti sama cewek boleh?" tanya Ify masih saja polos.
"Em..." Rio memutar mata, "Asal mereka nggak gantiin posisi aku, nggak papa."
Ify tertawa mendengarnya, "nggak akan ada yang bisa gantiin Lio jelek kayak kamu," ucapnya mengejek dan memeletkan lidah.
"HuĂșu!" sahut Rio sambil menepuk pelan poni rata Ify. Ify tertawa. Rio tersenyum melihatnya, lalu kembali mendorong Ify lagi.
Tak jauh dari ayunan itu, seorang perempuan berseragam SMA duduk di sebuah bangku taman sambil tersenyum melihat keduanya. Ia sudah memerhatikan sedari tadi. Gadis cantik itu merogoh pulpen dan buku dari tas ranselnya, lalu mulai menulis. Sampai sebuah tepukan pelan di pundaknya membuat ia terkejut dan menoleh.
"Nih," seorang laki-laki berseragam SMA mengacungkan segelas es jeruk ke arah gadis itu. Gadis berambut panjang itu tersenyum menerimanya. Si laki-laki meloncat duduk ke sampingnya.
"Nulis lagi?" tanya laki-laki itu melihat ke arah buku tulis yang terbuka di pangkuan gadis itu.
Gadis itu tersenyum senang, lalu melihat ke arah Ify dan Rio yang masih bermainan ayunan. "Anak-anak itu buat aku jadi punya ide. Lucu deh kayaknya kalau kisah masa kecil kayak mereka dijadiin cerita novel," cerita gadis itu senang. Ia lalu menceritakan apa saja yang ia lihat tadi. Kedatangan Bintang, serta percakapan Ify dan Rio.
"Aku kayaknya punya feeling deh. Saat mereka dewasa nanti, mereka bertiga bakal terlibat kisah cinta segitiga," kata gadis itu riang.
Si pemuda tertawa, "Alya... Alya... kamu pasti aja bilang 'aku punya feeling' atau 'feelingku bilang' dan apalah. Tahu deh calon penulis. Feelingnya tajam."
Gadis bernama Alya itu mencibir, "Aku serius nih. Nanti, kalau dua anak itu dewasa, ternyata mereka akan saling jatuh cinta. Dan anak laki-laki yang namanya Bintang tadi, bakal ada di antara keduanya."
"Itu bukan kisah mereka nanti, tapi... kisah novel kamu," kata pemuda itu menoyor pelan kepala Alya. 
Alya mencibir, lalu meminum es jeruk tadi. Ia diam sejenak, lalu melepaskan sedotan di mulutnya dan menoleh pada pemuda putih di sampingnya ini. "Adit..."
Pemuda itu bergumam menjawab, dan menatap Alya bertanya.
"Kamu bakal kayak anak cowok itu, kan? Kalau pergi nanti, kamu pasti bakal kembali lagi?"
Adit mengangkat alis, dan tertegun mendengar pertanyaan itu.
Alya tersenyum perlahan menatap bola mata Adit, "kamu... akan kembali, kan?"
Adit terdiam. Menatap mata dan senyuman berharap itu. Ia mengerti maksudnya. Karena setelah lulus nanti, ia akan pergi ke Australi. Pemuda itu mendapat beasiswa di sana.
Adit menghela nafas, dan mengalihkan wajah. Menatap Ify dan Rio yang kini berkelahi kecil kembali. "Mereka masih kecil Al. Janji mereka cuma ucapan polos anak-anak. Mereka belum tahu kehidupan sebenarnya. Aku... nggak bisa jamin..."
Alya menggigit bibir, dan menunduk perlahan.
"Aku nggak mau janji Al. Karena aku nggak mau kamu nunggu aku. Aku, ataupun kamu nggak tahu kehidupan apa yang terjadi nanti. Kita nggak bisa nebak. Aku mungkin bakal berusaha pulang, tapi... kalau Tuhan ternyata nuliskan kisah lain... Gimana?"
Alya menghela nafas berat. Pemuda ini, yang telah menemani hari-harinya selama dua tahun lalu. Yang menuliskan kisah indah di masa putih abu-abunya. Akan... pergi?
"Tapi... tenang. Aku selalu berdoa sama Tuhan. Semoga... kita akan dipersatukan lagi. Suatu saat nanti," kata Adit mencoba menghibur sambil mengelus lembut rambut panjang Alya.
Alya tak menjawab. Hanya menaruh pelan kepala di pundak kekasihnya ini. Semoga saja. Mereka akan dipersatukan lagi.
Suatu saat nanti...

*****

Uhuk. Oke oke. Ini... namanya apa ya? Prolog? Eum... ya... mungkin...(?)
Kemaren aku emang bilang mau post "Anak Ayam Jatuh Cinta" tapi nggak jadi karena beberapa masalah dan kendala. Sama kayak "Anak Ayam Jatuh Cinta" cerbung ini juga PASTI ada Gabriel :3
Ini tokoh utamanya... Rify. Oh bukan bukan. Fyel. Eh, salah lagi. Maksudnya, Rio, Ify, dan Gabriel. Why dibilang gitu? Tunggu aja next part :p
Aku emang bukan RFM, karena lebih suka Fyel, tapi... aku suka banget kalau RFM udah modus-modusan :p so, cerbung ini dibuat deh ^^ Dan juga, ada beberapa yang minta aku buat cerita ttg Rify, karena selama ini pasti buat ttg OKe. Ya... semoga ga ngecewain request ya :p
Aku emang sengaja ngasih nama Bintang. Karena judulnya emang "Bintang Super Mario" atau disingkat BSM. Lalu juga Alya-Adit itu, karena menurut aku anak IC kayaknya nggak ada yang cocok. Karena nanti mereka juga ada waktu Ify Rio gede. Awalnya sih nama Alya itu Ale, tapi kayaknya... terlalu narsis ya wkwk. Dan Adit? Ehm. Itu Aditya Junas Monkey :3 wuahahaha *plak. (karena kali ini Gabriel jadi tokoh utama, so, dia bukan sama aku, hiks)
Next part? Eum... mungkin tiga hari lagi? Atau bisa juga setelah ini. Entahlah. Semakin banyak yg komen dan view, aku pasti bakal semakin cepat ngepost ^^
Dipromote ke yang lain ya :)

@aleastri


3 komentar:

  1. Sumpah, kak! Keren! Aku bakal setia ngebaca deh!:D

    BalasHapus
  2. aaaa ini kereeen bakalan seru kayanya,rifyel(?) lg pemaennya sukkaaaa ayo lanjut lanjut;D

    BalasHapus