Tahun 2001
Sore itu,
di sebuah taman kota, terdapat dua orang anak berumur lima tahun yang asyik
bermain ayunan bersama. Si anak perempuan dengan dagu agak tirus tertawa riang
kala si anak laki-laki bersawo matang mendorong ayunannya sampai melambung. Si
anak perempuan senang sekali kala dirinya seakan 'terbang' karena dorongan
temannya itu.
"Lagi
Yo, lagi!" pinta si anak perempuan semangat kala ayunannya berhenti.
Si anak
laki-laki menghembuskan nafas sambil memegangi kedua tali ayunan, "capek
ah Fy. Gantian dong," rajuknya manyun.
"Ih
nggak mau! Ayo kamu dorong lagi," pinta anak perempuan itu manja.
"Ck.
Gantian dong," protes anak laki-laki itu makin manyun.
"Nggak
mau! Ayo Lio dorong lagi," pinta si anak perempuan itu memelas.
"Lio
Lio, nama aku Rio!"
"Hehe.
Iya, Rio maksudnya."
"Dasar
Ipi."
"Ify.
I-ef-ye."
"Ih,
kamu udah bisa ngeja nama ya?" nada Rio kini malah jadi riang, agak
terkejut dengan kemajuan temannya ini.
"Iya
dong. Kan diajarin bu guru," kata Ify sombong, yang memang sudah jadi anak
TK beberapa bulan lalu. "Cepet dorong aku lagi!"
Wajah Rio
berubah seketika, "nggak!" tegasnya lalu menjulurkan lidah dan pergi.
"Rio!!!"
teriak Ify tapi Rio tetap berjalan jauh. "Lio jelek! Aku musuhin!"
ancam Ify. Tapi tetap saja Rio terus melangkah cuek, mendatangi mama keduanya
yang sedang duduk-duduk di bangku taman.
Ify
mencibir sebal. "Huh! Jelek. Awas kalau nanti pinjam game Super Mario aku
lagi. Nggak akan aku pinjamin walau sampai nangis, nggak mau kasih
pinjam!" dumel gadis cilik itu, lalu memeletkan lidah pada Rio yang duduk
di pangkuan mamanya tanpa memedulikan Ify lagi.
"Hahaha."
Ify
tersentak, lalu menoleh. Mendapati seorang pemuda cilik tak jauh dari tempatnya
dengan pipi agak bulat menertawakan Ify sambil menunjuk kecil Ify yang manyun
di atas ayunan.
"Kasihan.
Ditinggal temennya ya? Haha," ejek pemuda itu yang sedaritadi memerhatikan
Rio dan Ify.
Ify makin
merenggut sebal, "apa sih kamu?" tanyanya galak.
Pemuda itu
tertawa, tapi mendekat ke arah Ify. "Ya udah sini. Aku aja yang
dorongin," ucapnya ramah.
"Ah
nggak mau! Nanti kamu malah jatohin aku," tolak Ify curiga.
"Kata
mama aku, nggak baik berburuk sangka sama orang," kata pemuda itu belaga
dewasa, "aku kasihan aja sama kamu. Daripada nangis."
"He!
Aku nggak cengeng ya," sahut Ify ketus, "ya udah. Cepet dorongin!"
perintah Ify membuat pemuda itu tertawa.
"Siap-siap
ya," kata pemuda itu, lalu mendorong Ify pelan.
"Ih
kok pelan sih?" protes Ify yang tak merasakan 'sensasi' apapun.
"Aduh,
kamu itu selain galak ternyata bawel ya," ejek pemuda itu membuat Ify
melotot. Ia sekali lagi mendorong Ify dengan kuat.
"Wooo,"
Ify berteriak senang saat dirinya kembali melambung. Rambut sebahunya terbang
dihembus angin sore. Ia tertawa riang lagi. Senang sekali rasanya.
"Lagi,
lagi!" pinta Ify senang kala ayunan berhenti.
Pemuda itu
ikut tersenyum senang, lalu bersiap akan mendorong lagi. Sebelum sebuah suara
terdengar.
"Nggak
usah!"
Ify dan
anak laki-laki itu menoleh. Rio sudah berjalan mendekat dengan wajah bertekuk.
"Kamu
kok main sama orang lain sih," omel Rio sebal.
"Yeee,
kamukan ninggalin aku. Biar aja aku sama...." kalimat Ify terhenti, lalu
menoleh pada pemuda itu, "Eh, nama kamu siapa ya?" tanyanya baru
ingat belum mengetahui nama teman barunya ini.
"Bintang,"
jawab pemuda cilik itu tersenyum ramah. Rio dan Ify tersentak mendengarnya.
"Ih,
sama kayak nama Rio! Namanya Rio itu Mario Bintang.... eng... siapa Yo?"
Ify menoleh pada Rio mengingat-ngingat.
"Haling!
Kamu kok lupa namaku sih," omel Rio makin keki.
"Yeee
emang kamu hapal namaku?" sahut Ify.
"Eng...
tahunya Ipi doang sih," jawab Rio tanpa dosa.
"IFY
Rioooo," kata Ify jadi ikut kesal. Bintang tertawa melihat keduanya.
Rio hanya
mencibir, lalu menoleh pada Bintang. "Sana kamu! Aku aja yang dorong
Ipi," usir Rio.
"Lio!
Jahat banget sih," tegur Ify memasang wajah galak. Rio hanya balas
menggeram sebal.
Bintang
menghela nafas dan menipiskan bibirnya, "oke deh nggak papa. Udah sore
juga. Aku mau pulang aja," kata Bintang menurut. Ia lalu melangkah
menjauh, kemudian melambai pada Ify. "Dada Ify!!!" pamitnya ramah.
"Dada!!!
Besok main lagi ya," kata Ify senang sambil balas melambai.
Rio
mendecak, lalu melangkah ke belakang ayunan Ify. Dan tanpa berkata langsung
mendorong gadis itu. Membuat Ify yang belum siap, menjerit kaget dan segera
berpegang erat pada dua tali ayunannya.
"Lain
kali, jangan main selain sama aku!" kata Rio terus mendorong Ify.
"Bawel!
Makanya, jangan pernah ninggalin aku. Waaa," balas Ify sambil bersorak
saat ayunan melambung tinggi.
Rio segera
menarik kedua tali ayunan, menghentikan paksa gerakkan ayunan. "Aku nggak
akan ninggalin kamu lama-lama kok. Kalau aku pergi, nanti aku juga pasti
kembali lagi ke kamu," kata Rio serius sambil menatap Ify yang
memandangnya.
"Tapi
masa aku nggak boleh main sama yang lain selama kamu pergi?" tanya Ify
memajukan bibir bawahnya sedikit.
"Nggak
boleh!" tegas Rio membuat Ify mendelik.
"Terus
nanti yang nemenin aku siapa?"
"Bintang."
"Ya
Bintang yang tadi, kan?"
"Bukan.
Tapi bintang di langit," kata Rio, Ify terdiam. "Kalau aku nggak ada,
kamu liat ke langit. Bakal banyak bintang yang akan gantiin aku kalau aku
pergi. Aku udah suruh mereka nemenin kamu."
"Bintangkan
adanya cuma malam. Kalau pagi sampai sore, siapa yang nemenin aku?"
"Matahari,"
jawab Rio enteng. "Kata mama, matahari itu juga bintang. Dia bintang
terbesar dan paling terang. Dia bakal nemenin kamu juga."
"Kamu
ngomong sama dia?" tanya Ify polos.
Rio
mengangguk, "matahari sama bintang adalah teman aku. Dan mereka juga akan
jadi teman kamu. Jadi... lain kali nggak usah main sama cowok lain lagi."
"Cowok
lain? Berarti sama cewek boleh?" tanya Ify masih saja polos.
"Em..."
Rio memutar mata, "Asal mereka nggak gantiin posisi aku, nggak papa."
Ify tertawa
mendengarnya, "nggak akan ada yang bisa gantiin Lio jelek kayak
kamu," ucapnya mengejek dan memeletkan lidah.
"HuĂșu!" sahut Rio sambil menepuk pelan
poni rata Ify. Ify tertawa. Rio tersenyum melihatnya, lalu kembali mendorong
Ify lagi.
Tak jauh dari ayunan itu, seorang perempuan
berseragam SMA duduk di sebuah bangku taman sambil tersenyum melihat keduanya.
Ia sudah memerhatikan sedari tadi. Gadis cantik itu merogoh pulpen dan buku
dari tas ranselnya, lalu mulai menulis. Sampai sebuah tepukan pelan di
pundaknya membuat ia terkejut dan menoleh.
"Nih," seorang laki-laki berseragam SMA
mengacungkan segelas es jeruk ke arah gadis itu. Gadis berambut panjang itu
tersenyum menerimanya. Si laki-laki meloncat duduk ke sampingnya.
"Nulis lagi?" tanya laki-laki itu
melihat ke arah buku tulis yang terbuka di pangkuan gadis itu.
Gadis itu tersenyum senang, lalu melihat ke arah
Ify dan Rio yang masih bermainan ayunan. "Anak-anak itu buat aku jadi
punya ide. Lucu deh kayaknya kalau kisah masa kecil kayak mereka dijadiin
cerita novel," cerita gadis itu senang. Ia lalu menceritakan apa saja yang
ia lihat tadi. Kedatangan Bintang, serta percakapan Ify dan Rio.
"Aku kayaknya punya feeling deh. Saat mereka
dewasa nanti, mereka bertiga bakal terlibat kisah cinta segitiga," kata
gadis itu riang.
Si pemuda tertawa, "Alya... Alya... kamu
pasti aja bilang 'aku punya feeling' atau 'feelingku bilang' dan apalah. Tahu
deh calon penulis. Feelingnya tajam."
Gadis bernama Alya itu mencibir, "Aku serius
nih. Nanti, kalau dua anak itu dewasa, ternyata mereka akan saling jatuh cinta.
Dan anak laki-laki yang namanya Bintang tadi, bakal ada di antara
keduanya."
"Itu bukan kisah mereka nanti, tapi... kisah
novel kamu," kata pemuda itu menoyor pelan kepala Alya.
Alya
mencibir, lalu meminum es jeruk tadi. Ia diam sejenak, lalu melepaskan sedotan
di mulutnya dan menoleh pada pemuda putih di sampingnya ini.
"Adit..."
Pemuda itu
bergumam menjawab, dan menatap Alya bertanya.
"Kamu
bakal kayak anak cowok itu, kan? Kalau pergi nanti, kamu pasti bakal kembali
lagi?"
Adit
mengangkat alis, dan tertegun mendengar pertanyaan itu.
Alya
tersenyum perlahan menatap bola mata Adit, "kamu... akan kembali,
kan?"
Adit
terdiam. Menatap mata dan senyuman berharap itu. Ia mengerti maksudnya. Karena
setelah lulus nanti, ia akan pergi ke Australi. Pemuda itu mendapat beasiswa di
sana.
Adit
menghela nafas, dan mengalihkan wajah. Menatap Ify dan Rio yang kini berkelahi
kecil kembali. "Mereka masih kecil Al. Janji mereka cuma ucapan polos
anak-anak. Mereka belum tahu kehidupan sebenarnya. Aku... nggak bisa
jamin..."
Alya
menggigit bibir, dan menunduk perlahan.
"Aku
nggak mau janji Al. Karena aku nggak mau kamu nunggu aku. Aku, ataupun kamu
nggak tahu kehidupan apa yang terjadi nanti. Kita nggak bisa nebak. Aku mungkin
bakal berusaha pulang, tapi... kalau Tuhan ternyata nuliskan kisah lain...
Gimana?"
Alya menghela
nafas berat. Pemuda ini, yang telah menemani hari-harinya selama dua tahun
lalu. Yang menuliskan kisah indah di masa putih abu-abunya. Akan... pergi?
"Tapi...
tenang. Aku selalu berdoa sama Tuhan. Semoga... kita akan dipersatukan lagi.
Suatu saat nanti," kata Adit mencoba menghibur sambil mengelus lembut
rambut panjang Alya.
Alya tak
menjawab. Hanya menaruh pelan kepala di pundak kekasihnya ini. Semoga saja.
Mereka akan dipersatukan lagi.
Suatu saat
nanti...
*****
Uhuk. Oke
oke. Ini... namanya apa ya? Prolog? Eum... ya... mungkin...(?)
Kemaren aku
emang bilang mau post "Anak Ayam Jatuh Cinta" tapi nggak jadi karena
beberapa masalah dan kendala. Sama kayak "Anak Ayam Jatuh Cinta"
cerbung ini juga PASTI ada Gabriel :3
Ini tokoh
utamanya... Rify. Oh bukan bukan. Fyel. Eh, salah lagi. Maksudnya, Rio, Ify,
dan Gabriel. Why dibilang gitu? Tunggu aja next part :p
Aku emang
bukan RFM, karena lebih suka Fyel, tapi... aku suka banget kalau RFM udah
modus-modusan :p so, cerbung ini dibuat deh ^^ Dan juga, ada beberapa yang
minta aku buat cerita ttg Rify, karena selama ini pasti buat ttg OKe. Ya...
semoga ga ngecewain request ya :p
Aku emang
sengaja ngasih nama Bintang. Karena judulnya emang "Bintang Super
Mario" atau disingkat BSM. Lalu juga Alya-Adit itu, karena menurut aku
anak IC kayaknya nggak ada yang cocok. Karena nanti mereka juga ada waktu Ify
Rio gede. Awalnya sih nama Alya itu Ale, tapi kayaknya... terlalu narsis ya
wkwk. Dan Adit? Ehm. Itu Aditya Junas Monkey :3 wuahahaha *plak. (karena kali
ini Gabriel jadi tokoh utama, so, dia bukan sama aku, hiks)
Next part?
Eum... mungkin tiga hari lagi? Atau bisa juga setelah ini. Entahlah. Semakin
banyak yg komen dan view, aku pasti bakal semakin cepat ngepost ^^
Dipromote
ke yang lain ya :)
@aleastri
Sumpah, kak! Keren! Aku bakal setia ngebaca deh!:D
BalasHapusaaaa ini kereeen bakalan seru kayanya,rifyel(?) lg pemaennya sukkaaaa ayo lanjut lanjut;D
BalasHapushehe makasih ;)
BalasHapus