Rabu, 30 Januari 2013

Bintang Super Mario Part 3



Part 3: He's Back!

"Oh.... oke oke. Jadi... maksud lo, Gabriel itu, sahabat kecil lo?" tanya Acha setelah Ify selesai menceritakan hari kemarin bersama Gabriel.
Ify mengangguk sambil terus melangkah di koridor sekolahnya pagi ini. "Gue nggak nyangka banget deh. Padahal dulu ya, Bintang itu pendiam, kalem, nggak neko-neko gitu. Lah sekarang? Dia keren bangeeettt!!!" cerita Ify tertahan.
"Ya ampun Fy... lo udah kayak pilem-pilem deh. So sweet bener," kata Acha geleng-geleng.
Ify tertawa, "eh berarti, nanti kelanjutan ceritanya gue sama Gabriel bakal jadian ya? Ya kan?" tanya Ify berharap sambil nyengir lebar.
"Yeee maunya elo," kata Acha mendorong Ify.
Tapi karena Ify belum siap, gadis itu limbung seketika membuat Acha melotot. Ify menjerit dan hampir saja terjatuh, kalau tidak segera secepat angin bayang seseorang datang dan menahan tubuh Ify dengan sigap. Membuat Acha melongo seketika. Kini pemuda itu sudah menahan tubuh Ify layaknya film-film. Ya ampun... hidup Ify memang sudah diskenario kali ya? Persis kayak di film-film lagi nih!
Ify menoleh, tapi segera menegakkan tubuh kembali. "Eh, sorry Zy, sorry. Acha nih dorong gue!" kata Ify menunjuk Acha membuat Acha tersadar segera.
"Ya elo juga, gue dorong dikit aja udah loyo," balas Acha membela diri. Ify menggeram, dengan pipi yang sudah memerah karena tadi pemuda itu menangkapnya tepat.
Pemuda manis dengan behel biru tersebut, Ozy, tersenyum. "Nggak papa kok Sa. Tadi gue refleks nahan elo pas liat lo mau jatoh," jawab Ozy yang memang biasa memanggil Ify itu Alyssa.
"Thanks Zy. Hehe," kata Ify cengengesan tak jelas.
"OJIIII!!!"
Sontak, ketiga orang itu terkejut dan refleks menoleh. Seorang pemuda berlari cepat mendekat. Tapi karena terlalu cepat, ia sampai tak bisa segera mengerem larinya. Ify yang sadar dirinya tepat menjadi 'alur' lari pemuda itu, melebarkan mata.
"HUUAAAAHHH."
BUK
"ADUH!"
Pemuda itu sudah menubruk Ify sampai membuatnya terjatuh, dan kini menimpa tubuh kurus Ify. Ify menjerit keras, lalu menoleh ke arah pemuda itu.
"AARRRGGHHH!!!" teriak Ify menggelegar, lalu segera mendorong pemuda itu membuatnya terkejut dan pasrah terjatuh ke belakang.
"HE! ELO CARI MATI YA?! APA-APAAN SIH?!" amuk Ify emosi, sambil mengusap-usap lengannya, seakan-akan pemuda itu najis bagi tubuhnya.
"Gue nggak sengaja," sahut pemuda itu agak kesakitan karena dorongan keras Ify tadi. Dan agak kesusahan mengubah posisi jadi duduk.
"Kayak anak kecil sih! Ngapain coba lari-lari di sekolah? Lo pikir lagi lomba lari ya? Bego dasar," marah Ify mengumpat, membuat pemuda itu mendelik dan jadi tersulut emosinya.
"He! Cewek mulutnya kasar banget sih lo! Guekan nggak sengaja!" bentak cowok itu jadi marah.
"Emang lo bego! Ngapain pake' nimpa gue segala! Lo pikir badan lo itu ringan apa? Otak lo aja tuh yang ringan sangking kecilnya!" amuk Ify menunjuk kepala pemuda itu.
"He lo sapu lidi rese ya!" umpat pemuda itu melihat tubuh kurus Ify.
Ify melotot geram, "lo cari mati sama gue?!" amuknya sudah ingin maju.
"Eh eh Fy..." tahan Acha segera yang sebelumnya hanya bisa bengong.
Ozy yang sebelumnya juga bengong ikut melerai. Pemuda tampan sawo matang itu juga akan maju tak takut. Tapi karena ditengahi Acha dan Ozy, Ify dan pemuda itu hanya bisa saling mengumpat kesal satu sama lain. Beberapa orang mulai memerhatikan 'pertunjukkan' pagi itu.
"Aduh Yo, udah deh lo kayak anak kecil," kata Ozy sambil menarik paksa temannya itu berdiri kembali.
"Fy, udah Fy, ini di koridor," ucap Acha sambil juga menarik Ify berdiri.
Pemuda itu dan Ify berdiri, lalu menatap tajam satu sama lain.
"Sa, sorry ya. Temen gue emang gini nih," kata Ozy meminta maaf, membuat temannya itu mendelik sebal.
"Kalau bawa temen tuh yang bener dong Zy!" sahut Ify kesal, lalu melotot geram ke arah pemuda jangkung itu. Ia menghentakkan kaki keras, kemudian berbalik dan mulai melangkah pergi.
"Eeehhh.... Ozy duluan ya!" kata Acha segera menyusul, yang masih sempat pamit pada Ozy. Ozy hanya balas tersenyum.
"Bego tuh cewek," umpat pemuda sawo matang tadi kesal.
Ozy menoleh, lalu melengos. "Lo tuh baru hari pertama di sini. Malah bikin masalah lagi! Dan parahnya sama si bintang sekolah. Ah!"
"Ha? Bintang sekolah? Dalam hal apa? Tawuran sama sekolah lain?"
Ozy mendecak sebal, "dia itu kebanggan sekolah dalam musik. Namanya Alyssa."
"Beuh, nama kok nggak sesuai sama tingkahnya. Mukanya aja kayak kalem gitu, nyatanya? Yaelah..." Pemuda itu menghembuskan nafas keras sambil membuang muka, tapi tak lama ia jadi diam sendiri. "Tapi... kok tu anak mukanya familiar ya?" gumamnya tanpa sadar.
"Ha?" tanya Ozy yang mendengar samar.
Pemuda itu tersentak dan menoleh, "apaan? Ck. Ayo antar gue ke kantor sekarang! Lo main tinggal aja," kata pemuda itu mengalihkan pembicaraan sambil melangkah kembali.
"Eh, tunggu," ucap Ozy sambil mengejar, "Rio! Tunggu woi!"

^^^

Bel istirahat berbunyi. Pemuda sawo matang teman Ozy itu, yang bernama Rio, segera datang ke kelas 11 IPA 4, kelas Ozy. Karena ia harus masuk 11 IPA 3. Rio meminta Ozy menemaninya keliling sekolah. Ozy mengeluh karena padahal kemarin Rio sudah berkeliling sekolah ini. Rio tak mau tahu sambil memaksa Ozy pergi.
Mereka melangkah di koridor sekolah, sampai Rio berhenti dan tertarik pada satu ruangan.
"Zy, masuk boleh?" tanya Rio menunjuk ruangan itu.
Ozy mengerutkan kening, "ruang musik? Ngapain?"
"Berenang Zy!" sahut Rio sewot, "ya gue mau liat."
Ozy mencibir, lalu menoleh kanan dan kiri. "Em... boleh nggak ya? Selama ini gue masuk kalau pelajaran seni musik doang. Dan yang megang ruangan ini cuma anak musik."
"Yaelah sok imut banget deh. Mau liat doang!" kata Rio memaksa.
Ozy mendesah, "ya udah deh," ucapnya pasrah dan membuka pintu yang tak dikunci itu. Rio mengikuti.
"Waw. Akhirnya ada hal keren juga dari sekolah ini," kata Rio memandangi seisi ruangan, "bangunan bosenin, koridor dimana-mana, dan tadi pagi ada cewek galak. Gue pikir gue bakal nyesel pindah."
Ozy mendelik sedikit, "elo baru di sini, masih belum tahu apapun. Jangan langsung judge lah."
Rio hanya memajukan bibir bawahnya, lalu mendekat ke arah drum di pojok ruangan. Ia duduk di kursi drum, membuat Ozy membelalak.
"Yo, tadi lo ngomongnya cuma liat doang, kan?" kata Ozy mulai curiga.
"Ck, dikit doang kok," ucap Rio santai sambil meraih sepasang stik drum tepat di bawah kursi drum.
"Yo..." Ozy melotot dan melihat ke arah pintu.
Tapi Rio dengan cuek mulai menggebuk drum itu. Rio sebenarnya baru beberapa minggu ini -selama liburan tepatnya- belajar drum. Om Ozy yang kemarin mengantarnya yang mengajarkannya. Kata Ozy, dulu Omnya itu seorang drummer band.
Ozy jadi panik saat jendela yang tingginya sekepalanya mulai terlihat beberapa kepala mengintip. Pasti musik drum Rio kedengaran sampai luar!
"Yo, udah Yo. Nanti anak musik ngamuk loh!" kata Ozy memperingatkan. Tapi Rio tak mendengar dan sibuk bermain seenaknya.
BRAK
Ozy terkejut. Rio juga sontak menghentikan permainan dan menoleh. Mata mereka sontak membelalak melihat gadis berwajah tirus itu membanting pintu, Ify. Ify masuk dan melotot lebar.
"ASTAGAAA ELO LAGIIII!!!" teriak Ify melihat Rio duduk di belakang drum.
Rio mendesis, lalu segera berdiri dan mendekat.
Ify menatap Rio tajam, lalu melipat kedua tangan di depan dada. "Who do you think you are ha? Seenaknya masuk dan main musik!"
Rio terkekeh sinis, "emang lo juga siapa?" balasnya tak takut.
Mata Ify sedikit menyipit tajam menatap Rio. "Alyssa-Saufika-Umari," ejanya benar-benar.
Rio mengangkat sebelah alis, tapi jadi terdiam sendiri sejenak. "Umari?" gumamnya pelan.
"Gue ketua ekskul musik sekolah ini. Dan elo, seorang cowok dari antah berantah yang tiba-tiba berseragam sekolah ini seenaknya aja masuk tanpa ijin! Ini daerah tanggung jawab gue!" kata Ify meninggikan suara.
Kini bukan hanya kepala-kepala mengintip dari jendela, tapi ada juga yang berkumpul di ambang pintu melihat kejadian itu. Walau tak begitu ramai, karena sebagian besar murid pergi ke kantin di istirahat pertama ini. Ify tadi memang mendapat laporan dari murid kelas satu bahwa ada yang bermain drum di saat istirahat seperti ini.
"Sa, maaf ya. Dia anak baru, belum tahu apapun," kata Ozy membela Rio.
"Ck Zy. Lo ngapain minta maaf terus sih? Emang lagi lebaran ya? Ngapain takut sama jelangkung galak kayak dia!" kata Rio tak terima dengan sikap Ozy.
Ify makin melotot, "elo..." geramnya tertahan, lalu menendang keras tulang kering Rio membuat Rio merintih nyaring. Beberapa orang yang menonton itu terkejut sedikit, tapi lalu terkikik geli.
Tiba-tiba dari kerumunan di ambang pintu, seorang pemuda memaksa untuk masuk ke ruangan. Dan segera mendekat melihat Ify yang ribut dengan seorang anak baru.
"Ada apa sih?" tanya pemuda itu berdiri di samping Ify.
Ify menoleh, "Ini nih Yel, anak baru udah cari masalah. Masa dia main musik seenaknya?" adu Ify menunjuk Rio yang masih sedikit bersungut kesakitan.
"Udahlah, lo tenang dulu. Jangan emosi," kata Gabriel menenangkan, lalu menoleh ke arah Rio. "Lo ngapain?" tanyanya lebih sabar daripada Ify.
"Gue cuma pengen liat doang," jawab Rio ketus.
"Yang sopan dong! Anak baru belagu banget," sahut Ify tajam. Rio balas menatapnya tajam.
"Udahlah," Gabriel mencoba menengahi, Rio kembali menoleh padanya. "Siapa nama lo?"
"Ngapain lo nanya namanya sih? Namanya tuh rese! Yakin gua!" kata Ify memotong kala Rio baru saja membuka mulut.
"Lo jelangkung bisa diam?" tanya Rio sinis. Ify menggeram sebal ke arahnya.
"Kalian jangan berantem dulu deh. Kita seleseiin dulu baik-baik, nggak usah pakai emosi," lerai Gabriel dewasa. Ozy mengangguk-angguk setuju. "Nama lo siapa?" tanya Gabriel memandang Rio lagi.
Rio menghembuskan nafas keras, "Rio."
DEG
Ify dan Gabriel terkejut bukan main, dan terdiam. Raut wajah mereka berubah seketika. Ify melebarkan mata, menatap Rio dengan tatapan kaget. Gabriel membatu. Perubahan raut keduanya membuat Rio mendelik heran.
"Si... siapa?" tanya Ify tersendat.
"Lo nggak denger? Rio! Nama gue R-I-O. Rio," jawab Rio menekankan setiap huruf yang ia ucap.
Ify membuka mulutnya sedikit, tapi lalu menutupnya dengan telapak tangan, menatap Rio membelalak. Membuat Rio mengerutkan kening tak mengerti, begitu pula Ozy.
Gabriel hanya bisa terpaku. Entah mengapa mendadak sebuah perasaan muncul. Pemuda ini... si 'Bintang' yang telah pergi itukah?

*****

Syalalala~
Huahaha. Maaf ya kurang memuaskan. Ini udah usaha kasih yang terbaik kok.
Kayaknya yang suka cerbung ini dikit banget ya. Semua pada nagih PMB -_-
Mungkin cerbung ini bakal ku post di fb. Ada yang pesan tag ga?
Part depan judulnya "Perang!" Hahaha. Ayo dong komen. Di twitter juga ga papa kok (:
Jangan lupa promote ke yg lain juga ya!

@aleastri







Tidak ada komentar:

Posting Komentar