Part 3: He's Back!
"Oh....
oke oke. Jadi... maksud lo, Gabriel itu, sahabat kecil lo?" tanya Acha
setelah Ify selesai menceritakan hari kemarin bersama Gabriel.
Ify
mengangguk sambil terus melangkah di koridor sekolahnya pagi ini. "Gue
nggak nyangka banget deh. Padahal dulu ya, Bintang itu pendiam, kalem, nggak
neko-neko gitu. Lah sekarang? Dia keren bangeeettt!!!" cerita Ify
tertahan.
"Ya
ampun Fy... lo udah kayak pilem-pilem deh. So sweet bener," kata Acha
geleng-geleng.
Ify
tertawa, "eh berarti, nanti kelanjutan ceritanya gue sama Gabriel bakal
jadian ya? Ya kan?" tanya Ify berharap sambil nyengir lebar.
"Yeee
maunya elo," kata Acha mendorong Ify.
Tapi karena
Ify belum siap, gadis itu limbung seketika membuat Acha melotot. Ify menjerit
dan hampir saja terjatuh, kalau tidak segera secepat angin bayang seseorang
datang dan menahan tubuh Ify dengan sigap. Membuat Acha melongo seketika. Kini
pemuda itu sudah menahan tubuh Ify layaknya film-film. Ya ampun... hidup Ify
memang sudah diskenario kali ya? Persis kayak di film-film lagi nih!
Ify
menoleh, tapi segera menegakkan tubuh kembali. "Eh, sorry Zy, sorry. Acha
nih dorong gue!" kata Ify menunjuk Acha membuat Acha tersadar segera.
"Ya
elo juga, gue dorong dikit aja udah loyo," balas Acha membela diri. Ify
menggeram, dengan pipi yang sudah memerah karena tadi pemuda itu menangkapnya
tepat.
Pemuda
manis dengan behel biru tersebut, Ozy, tersenyum. "Nggak papa kok Sa. Tadi
gue refleks nahan elo pas liat lo mau jatoh," jawab Ozy yang memang biasa
memanggil Ify itu Alyssa.
"Thanks
Zy. Hehe," kata Ify cengengesan tak jelas.
"OJIIII!!!"
Sontak,
ketiga orang itu terkejut dan refleks menoleh. Seorang pemuda berlari cepat
mendekat. Tapi karena terlalu cepat, ia sampai tak bisa segera mengerem
larinya. Ify yang sadar dirinya tepat menjadi 'alur' lari pemuda itu,
melebarkan mata.
"HUUAAAAHHH."
BUK
"ADUH!"
Pemuda itu
sudah menubruk Ify sampai membuatnya terjatuh, dan kini menimpa tubuh kurus
Ify. Ify menjerit keras, lalu menoleh ke arah pemuda itu.
"AARRRGGHHH!!!"
teriak Ify menggelegar, lalu segera mendorong pemuda itu membuatnya terkejut
dan pasrah terjatuh ke belakang.
"HE!
ELO CARI MATI YA?! APA-APAAN SIH?!" amuk Ify emosi, sambil mengusap-usap
lengannya, seakan-akan pemuda itu najis bagi tubuhnya.
"Gue
nggak sengaja," sahut pemuda itu agak kesakitan karena dorongan keras Ify
tadi. Dan agak kesusahan mengubah posisi jadi duduk.
"Kayak
anak kecil sih! Ngapain coba lari-lari di sekolah? Lo pikir lagi lomba lari ya?
Bego dasar," marah Ify mengumpat, membuat pemuda itu mendelik dan jadi
tersulut emosinya.
"He!
Cewek mulutnya kasar banget sih lo! Guekan nggak sengaja!" bentak cowok
itu jadi marah.
"Emang
lo bego! Ngapain pake' nimpa gue segala! Lo pikir badan lo itu ringan apa? Otak
lo aja tuh yang ringan sangking kecilnya!" amuk Ify menunjuk kepala pemuda
itu.
"He lo
sapu lidi rese ya!" umpat pemuda itu melihat tubuh kurus Ify.
Ify melotot
geram, "lo cari mati sama gue?!" amuknya sudah ingin maju.
"Eh eh
Fy..." tahan Acha segera yang sebelumnya hanya bisa bengong.
Ozy yang
sebelumnya juga bengong ikut melerai. Pemuda tampan sawo matang itu juga akan
maju tak takut. Tapi karena ditengahi Acha dan Ozy, Ify dan pemuda itu hanya
bisa saling mengumpat kesal satu sama lain. Beberapa orang mulai memerhatikan
'pertunjukkan' pagi itu.
"Aduh
Yo, udah deh lo kayak anak kecil," kata Ozy sambil menarik paksa temannya
itu berdiri kembali.
"Fy,
udah Fy, ini di koridor," ucap Acha sambil juga menarik Ify berdiri.
Pemuda itu
dan Ify berdiri, lalu menatap tajam satu sama lain.
"Sa,
sorry ya. Temen gue emang gini nih," kata Ozy meminta maaf, membuat
temannya itu mendelik sebal.
"Kalau
bawa temen tuh yang bener dong Zy!" sahut Ify kesal, lalu melotot geram ke
arah pemuda jangkung itu. Ia menghentakkan kaki keras, kemudian berbalik dan
mulai melangkah pergi.
"Eeehhh....
Ozy duluan ya!" kata Acha segera menyusul, yang masih sempat pamit pada
Ozy. Ozy hanya balas tersenyum.
"Bego
tuh cewek," umpat pemuda sawo matang tadi kesal.
Ozy
menoleh, lalu melengos. "Lo tuh baru hari pertama di sini. Malah bikin
masalah lagi! Dan parahnya sama si bintang sekolah. Ah!"
"Ha?
Bintang sekolah? Dalam hal apa? Tawuran sama sekolah lain?"
Ozy
mendecak sebal, "dia itu kebanggan sekolah dalam musik. Namanya
Alyssa."
"Beuh,
nama kok nggak sesuai sama tingkahnya. Mukanya aja kayak kalem gitu, nyatanya?
Yaelah..." Pemuda itu menghembuskan nafas keras sambil membuang muka, tapi
tak lama ia jadi diam sendiri. "Tapi... kok tu anak mukanya familiar
ya?" gumamnya tanpa sadar.
"Ha?"
tanya Ozy yang mendengar samar.
Pemuda itu
tersentak dan menoleh, "apaan? Ck. Ayo antar gue ke kantor sekarang! Lo
main tinggal aja," kata pemuda itu mengalihkan pembicaraan sambil
melangkah kembali.
"Eh,
tunggu," ucap Ozy sambil mengejar, "Rio! Tunggu woi!"
^^^
Bel
istirahat berbunyi. Pemuda sawo matang teman Ozy itu, yang bernama Rio, segera
datang ke kelas 11 IPA 4, kelas Ozy. Karena ia harus masuk 11 IPA 3. Rio
meminta Ozy menemaninya keliling sekolah. Ozy mengeluh karena padahal kemarin
Rio sudah berkeliling sekolah ini. Rio tak mau tahu sambil memaksa Ozy pergi.
Mereka
melangkah di koridor sekolah, sampai Rio berhenti dan tertarik pada satu
ruangan.
"Zy,
masuk boleh?" tanya Rio menunjuk ruangan itu.
Ozy
mengerutkan kening, "ruang musik? Ngapain?"
"Berenang
Zy!" sahut Rio sewot, "ya gue mau liat."
Ozy
mencibir, lalu menoleh kanan dan kiri. "Em... boleh nggak ya? Selama ini
gue masuk kalau pelajaran seni musik doang. Dan yang megang ruangan ini cuma
anak musik."
"Yaelah
sok imut banget deh. Mau liat doang!" kata Rio memaksa.
Ozy
mendesah, "ya udah deh," ucapnya pasrah dan membuka pintu yang tak
dikunci itu. Rio mengikuti.
"Waw.
Akhirnya ada hal keren juga dari sekolah ini," kata Rio memandangi seisi
ruangan, "bangunan bosenin, koridor dimana-mana, dan tadi pagi ada cewek
galak. Gue pikir gue bakal nyesel pindah."
Ozy
mendelik sedikit, "elo baru di sini, masih belum tahu apapun. Jangan
langsung judge lah."
Rio hanya
memajukan bibir bawahnya, lalu mendekat ke arah drum di pojok ruangan. Ia duduk
di kursi drum, membuat Ozy membelalak.
"Yo,
tadi lo ngomongnya cuma liat doang, kan?" kata Ozy mulai curiga.
"Ck,
dikit doang kok," ucap Rio santai sambil meraih sepasang stik drum tepat
di bawah kursi drum.
"Yo..."
Ozy melotot dan melihat ke arah pintu.
Tapi Rio
dengan cuek mulai menggebuk drum itu. Rio sebenarnya baru beberapa minggu ini
-selama liburan tepatnya- belajar drum. Om Ozy yang kemarin mengantarnya yang
mengajarkannya. Kata Ozy, dulu Omnya itu seorang drummer band.
Ozy jadi
panik saat jendela yang tingginya sekepalanya mulai terlihat beberapa kepala
mengintip. Pasti musik drum Rio kedengaran sampai luar!
"Yo,
udah Yo. Nanti anak musik ngamuk loh!" kata Ozy memperingatkan. Tapi Rio
tak mendengar dan sibuk bermain seenaknya.
BRAK
Ozy
terkejut. Rio juga sontak menghentikan permainan dan menoleh. Mata mereka
sontak membelalak melihat gadis berwajah tirus itu membanting pintu, Ify. Ify
masuk dan melotot lebar.
"ASTAGAAA
ELO LAGIIII!!!" teriak Ify melihat Rio duduk di belakang drum.
Rio
mendesis, lalu segera berdiri dan mendekat.
Ify menatap
Rio tajam, lalu melipat kedua tangan di depan dada. "Who do you think you
are ha? Seenaknya masuk dan main musik!"
Rio
terkekeh sinis, "emang lo juga siapa?" balasnya tak takut.
Mata Ify
sedikit menyipit tajam menatap Rio. "Alyssa-Saufika-Umari," ejanya
benar-benar.
Rio
mengangkat sebelah alis, tapi jadi terdiam sendiri sejenak. "Umari?"
gumamnya pelan.
"Gue
ketua ekskul musik sekolah ini. Dan elo, seorang cowok dari antah berantah yang
tiba-tiba berseragam sekolah ini seenaknya aja masuk tanpa ijin! Ini daerah
tanggung jawab gue!" kata Ify meninggikan suara.
Kini bukan hanya
kepala-kepala mengintip dari jendela, tapi ada juga yang berkumpul di ambang
pintu melihat kejadian itu. Walau tak begitu ramai, karena sebagian besar murid
pergi ke kantin di istirahat pertama ini. Ify tadi memang mendapat laporan dari
murid kelas satu bahwa ada yang bermain drum di saat istirahat seperti ini.
"Sa,
maaf ya. Dia anak baru, belum tahu apapun," kata Ozy membela Rio.
"Ck
Zy. Lo ngapain minta maaf terus sih? Emang lagi lebaran ya? Ngapain takut sama
jelangkung galak kayak dia!" kata Rio tak terima dengan sikap Ozy.
Ify makin
melotot, "elo..." geramnya tertahan, lalu menendang keras tulang
kering Rio membuat Rio merintih nyaring. Beberapa orang yang menonton itu
terkejut sedikit, tapi lalu terkikik geli.
Tiba-tiba
dari kerumunan di ambang pintu, seorang pemuda memaksa untuk masuk ke ruangan.
Dan segera mendekat melihat Ify yang ribut dengan seorang anak baru.
"Ada
apa sih?" tanya pemuda itu berdiri di samping Ify.
Ify
menoleh, "Ini nih Yel, anak baru udah cari masalah. Masa dia main musik
seenaknya?" adu Ify menunjuk Rio yang masih sedikit bersungut kesakitan.
"Udahlah,
lo tenang dulu. Jangan emosi," kata Gabriel menenangkan, lalu menoleh ke
arah Rio. "Lo ngapain?" tanyanya lebih sabar daripada Ify.
"Gue
cuma pengen liat doang," jawab Rio ketus.
"Yang
sopan dong! Anak baru belagu banget," sahut Ify tajam. Rio balas
menatapnya tajam.
"Udahlah,"
Gabriel mencoba menengahi, Rio kembali menoleh padanya. "Siapa nama
lo?"
"Ngapain
lo nanya namanya sih? Namanya tuh rese! Yakin gua!" kata Ify memotong kala
Rio baru saja membuka mulut.
"Lo
jelangkung bisa diam?" tanya Rio sinis. Ify menggeram sebal ke arahnya.
"Kalian
jangan berantem dulu deh. Kita seleseiin dulu baik-baik, nggak usah pakai
emosi," lerai Gabriel dewasa. Ozy mengangguk-angguk setuju. "Nama lo
siapa?" tanya Gabriel memandang Rio lagi.
Rio
menghembuskan nafas keras, "Rio."
DEG
Ify dan
Gabriel terkejut bukan main, dan terdiam. Raut wajah mereka berubah seketika.
Ify melebarkan mata, menatap Rio dengan tatapan kaget. Gabriel membatu.
Perubahan raut keduanya membuat Rio mendelik heran.
"Si...
siapa?" tanya Ify tersendat.
"Lo
nggak denger? Rio! Nama gue R-I-O. Rio," jawab Rio menekankan setiap huruf
yang ia ucap.
Ify membuka
mulutnya sedikit, tapi lalu menutupnya dengan telapak tangan, menatap Rio
membelalak. Membuat Rio mengerutkan kening tak mengerti, begitu pula Ozy.
Gabriel
hanya bisa terpaku. Entah mengapa mendadak sebuah perasaan muncul. Pemuda
ini... si 'Bintang' yang telah pergi itukah?
*****
Syalalala~
Huahaha.
Maaf ya kurang memuaskan. Ini udah usaha kasih yang terbaik kok.
Kayaknya
yang suka cerbung ini dikit banget ya. Semua pada nagih PMB -_-
Mungkin
cerbung ini bakal ku post di fb. Ada yang pesan tag ga?
Part depan
judulnya "Perang!" Hahaha. Ayo dong komen. Di twitter juga ga papa
kok (:
Jangan lupa
promote ke yg lain juga ya!
@aleastri